[kembali]
Membuat rangkaian
kontrol garasi menggunakan sensor infrared dan LDR
2. Komponen
[kembali]
10. Dioda
11. Baterai
3. Dasar Teori
[kembali]
INFRARED
Infrared atau infra
merah merupakan sinar elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang lebih dari cahaya yang terlihat, yakni antara
700 nm dan 1 mm. Sinar infrared adalah cahaya yang tidak terlihat atau tak tertangkap
mata. Apabila dilihat menggunakan spektroskop cahaya maka radiasi dari sinar
infrared akan terlihat pada spektrum elektromagnet dengan panjang gelombang
yang berada di atas panjang gelombang cahaya merah. Dengan adanya panjang
gelombang ini menyebabkan sinar infrared
tidak tertangkap mata, tetapi radiasi
dari panas yang ditimbulkan masih dapat terdeteksi.
SENSOR INFRARED
Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat mendeteksi benda ketika
cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor infared terdiri dari led
infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto
transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima
sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
GRAFIK RESPON SENSOR INFRARED
Gambar 1. Grafik respon sensor infrared
Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.
Sensor LDR
Nilai resistansi LDR sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka semakin menurun nilai resitansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang mengenainya sedikit (gelap), maka nilai hambatannya menjadi semakin besar, sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
Nilai resistansi LDR sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka semakin menurun nilai resitansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang mengenainya sedikit (gelap), maka nilai hambatannya menjadi semakin besar, sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
Gambar 2. Simbol dan bentuk sensor LDR
Adapun spesifikasi
atau karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah sebagai berikut :
·
Tegangan maksimum (DC): 150V
·
Konsumsi arus maksimum: 100mW
·
Tingkatan Resistansi/Tahanan : 10Ω sampai 100KΩ
·
Puncak spektral: 540nm (ukuran gelombang cahaya)
·
Waktu Respon Sensor : 20ms – 30ms
·
Suhu operasi: -30° Celsius – 70° Celcius
Gambar 3. Grafik respon sensor LDR
4. Cara Kerja
[kembali]
Ketika mobil
melalui senser Infrared maka sensor Infrared akan berlogika satu maka arus dari
VCC mengalir menuju R1, R2, dan Relay, arus dari VCC mengalir menuju sensor
infrared dan keluaran sensor infrared lalu amenuju basis Q1, karena adanya arus
pada basis Q1 maka arus pada kolektor dan basis Q1 akan menuju emitor Q1 dan
menuju ground, karena adanya arus yang melalui relay maka relay akan ON, arus
yang mengalir pada baterai akan menuju motor dan buzzer , sehingga motor dan
buzzerpun menyala dan garasipun naik. Arus pada R2 akan menuju basis Q2,
karena adanya arus pada basis Q2 maka arus pada kolektor Q2 yang berasal dari
VCC menuju relay dan arus pada basis Q2 akan menuju emitor Q2 dan menuju
ground, karena adanya arus yang melalui relay maka relay akan ON, arus yang
mengalir pada baterai akan menuju LED, saat LDR mendapakan cahaya maka hambatannya menjadi kecil <470k
sehingga arus melewati kaki basis Transistor Q2 dan mengaktifkan
Transistor Q3 yang mengaktifkan relay RL1 dari keadaan Normally Open ke
Normally Close sehingga lampu mendapatkan arus lisrik bolak-balik dari
sumber tegangan AC.
Ketika mobil
telah memasuki garasi dan mengenai sensor LDR maka arus dari VCC
mengalir menuju sensor LDR dan keluaran sensor lalu amenuju basis Q2, karena
adanya arus pada basis Q2 maka arus pada kolektor Q2 yang berasal dari VCC
menuju relay dan arus pada basis Q2 akan menuju emitor Q2 dan menuju ground,
karena adanya arus yang melalui relay maka relay akan ON, arus yang mengalir
pada baterai akan menuju LED , sehingga LED menyala. .Arus pada R1 akan menuju
basis Q1, . karena adanya arus pada basis Q1 maka arus pada kolektor dan
basis Q1 akan menuju emitor Q1 dan menuju ground, karena adanya arus yang
melalui relay maka relay akan ON, arus yang mengalir pada baterai akan menuju
motor dan buzzer , sehingga motor dan buzzerpun menyala dan garasipun turun.
Namun ketika
logika bernilai nol maka tidak ada arus VCC2 mengalir menuju sensor infrared
dan keluaran sensor infrared lalu menuju basis Q1 sehingga tidak bisa
mengalirkan arus dari kolektor dan relay tidak akan on sehingga motor, buzzer
dan Led tidak akan menyala. Saat
LDR tidak mendapatkan cahaya (gelap) maka hambatannya kecil >10k dan
R1 lebih rendah sehingga arus melewati kaki basis Transistor Q2 dan
mengaktifkan Transistor Q3 yang mengaktifkan relay RL1 dari keadaan
Normally Open ke Normally Close sehingga lampu tidak mendapatkan arus lisrik bolak-balik dari sumber tegangan AC.
5. Bentuk Rangkaian
[kembali]
a.
Sebelum rangkaian dijalankan sensor infrared berlogika 0 dan sensor LDR tidak terkena cahaya.
Gambar 4. Rangkaian sebelum dijalankan
b. Rangkaian dijalankan, sensor infrared berlogika 1 dan sensor LDR terkena cahaya.
Gambar 5. Rangkaian pada saat dijalankan
6. Video
[kembali]
7. Link Download
[kembali]
Download Materi KLIK DI SINI
Download Rangkaian Simulasi KLIK DI SINI
Donwload Video Simulasi KLIK DI SINI
Download Data Sheet Infrared KLIK DI SINI
Download Data Sheet LDR KLIK DI SINI
Download Library KLIK DI SINI
Download HTML KLIK DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar